PEMAKAIAN ALAT
Peralatan yang tidak diatur dan berceceran di sekitar bengkel akan menyulitkan
penggunaan dan pencarian alat tersebut. Jika hal tersebut terjadi, pekerjaan yang ada
pada bengkel akan terganggu dan memberikan citra yang buruk bagi bengkel tersebut.
Berbagai macam alat tangan digunakan pada waktu menservis kendaraan. Tujuan
utamanya adalah agar pekerjaan dilaksanakan dengan aman, tepat dan cepat. Untuk
mencapai ini Anda harus bisa memilih alat yang paling tepat serta mengetahui
bagaimana menggunakannya secara benar
Aturan Pemakaian Alat Secara Umum :
1. Pilihlah alat yang paling cocok untuk melakukan suatu pekerjaan dengan aman
dan efisien.
2. Kurangi waktu yang terbuang untuk mencari alat yang akan digunakan dan
percepat pengecekan setiap alat. Hal ini diperoleh dengan jalan menyimpannya
pada tempat yang telah ditentukan dalam kotaknya serta menyampan secara
teratur.
3. Lindungi kendaraan dari kotoran, serta hindarkan terlepasnya alat yang sedang
digunakan. Hal ini dilakukan dengan cara selalu membersihkan oli dari alat serta
selalu menjaga agar alat tetap bersih.
4. Pada waktu memberikan alat kepada orang lain, hadapkanlah tempat memegang
alat tersebut kepada orang tersebut sehingga ia tidak perlu lagi memutar alat
yang dimaksud.
5. Apabila kepala alat tumpul, longgar atau cacat, atau gerakannya keras, alat harus
diperbaiki atau diganti bagian yang perlu diganti. Alat diusahakan selalu dalam
keadaan siap pakai.
Keamanan :
1. Jangan menggunakan peralatan yang sudah retak, atau ukurannya sudah berubah
atau aus
2. Jagalah peralatan tetap bersih, terutama dari minyak, peralatan yang berminyak
akan tergelincir/ selip dari genggaman pemakainya
6
Pemeliharaan :
1. Lap peralatan dari debu, minyak atau gemuk yang menempel
2. Lumasi bagian-bagian yang memerlukannya
3. Simpanlah peralatan pada kotak atau dinding tempel dengan rapi
4. Gantilah alat jika terjadi keausan, perubahan ukuran atau rusak
Penataan peralatan yang biasa dilakukan adalah :
1. Menata dan menyimpan peralatan didalam kotak (Caddy) , kotak yang kecil
dapat dijinjing dan kotak yang besar diberi roda untuk didorong. Peralatan dalam
kotak biasanya dipakai dan menjadi tanggung jawab seorang mekanik, biasanya
berisikan peralatan tangan pada umumnya.
2. Menata peralatan pada papan tempel, penataan semacam ini untuk peralatan
khusus dan jumlahnya terbatas.
PERALATAN STANDAR OTOMOTIF
Pemilihan peralatan yang akan kita gunakan untuk bekerja di bengkel otomotif,
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pilih peralatan menurut pekerjaannya.
2. Pilih peralatan berdasarkan kecepatannya dalam menyelesaikan pekerjaan.
3. Pilih peralatan dengan mempertimbangkan ukuran momen pemutaran.
Jenis-jenis peralatan tangan yang umum digunakan di bengkel otomotif adalah :
- general tool
- peralatan pengukur
- special service tool ( SST )
7
1. GENERAL TOOL
Peralatan untuk memasang atau melepas mur dan baut disebut kunci, yang
dibuat dalam berbagai bentuk untuk tujuan pemakaian kunci yang umum digunakan
untuk perbaikan kendaraan otomotif yaitu :
1. Kunci pas (Open-end wrench)
2. Kunci allen (Hexagonal wrench)
3. Kunci soket (Socket wrench)
4. Kunci ring (Box closed-end wrench)
5. Kunci inggris (Adjustable wrench)
6. Obeng (Screw driver)
7. Tang (Plier)
8. Palu (Hammer)
9. Kunci Momen (Torqur wrench)
Untuk memilih kunci mana yang akan dipakai tergantung dari pada keadaan
baut dan mur yang akan dipasang atau dilepas. Untuk itu harus mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu : posisi baut/ mur, ukuran baut/ mur, satuan ukuran baut/ mur
(metric atau inch), kekencangan pemasangan baut/ mur, kualitas bahan kunci
1. KUNCI PAS ( Open-End Wrench )
Kunci pas adalah untuk membuka dan mengencangkan mur dan baut yang tidak
terlalu kuat momen pengencangannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan kunci pas
1. Pilihlah ukuran yang tepat dengan mur atau baut, lalu dimasukkan dalam-dalam,
tidak hanya dipinggir kunci.
8
2. Mulut kunci pas miring 15° terdapat gagangnya sehingga dapat digunakan secara
terbalik pada yang sempit.
3. Agar tidak terjatuh pada waktu mengencangkan atau mengendorkan, kunci
digunakan dengan posisi menarik. Apabila perlu mendorong, gunakan telapak
tangan agar jari tangan tidak rusak atau terluka.
4. Jangan memperpanjang kunci pas dengan sambungan lain atau memukulnya dengan
palu dalam usaha membuka mur atau baut. Apabila diperlukan kekuatan yang
cukup besar dalam membuka atau mengencangkan, pakailah kunci ring atau kunci
soket. Kunci pas akan slip dan dapat merusak mur atau baut.
2. KUNCI ALLEN (Hexagonal Wrench )
Kunci ini dirancang untuk keperluan membuka baut yang kepala bautnya
dilubangi berbentuk segi-enam. Kunci allen ada yang berbentuk huruf L dan juga
berbentuk huruf T yang digunakan untuk momen pengencangan baut yang besar.
Spesifikasi Ukuran
Ukuran-ukuran kunci allen yang umum
digunakan di otomotif adalah sebagai berikut :
1). Bentuk segi-enam satuan metric (mm)
1.5,2,2.5,3,3.5,4,4.5,5,6,7,8,9,10,12,13,14,
17,19,22, 24,27,30,32,36
2). Bentuk segi-enam satuan inch
3/64,1/16,5/64,3/32,1/8,5/32,3/16,7/32,1/4
,9/32,5/16,3/8,7/16,1/2,9/16,5/8,3/4
3. KUNCI SOKET ( Socket Wrench )
Kunci soket adalah untuk pekerjaan mengendorkan atau mengencangkan mur dan baut
walaupun dalam posisi sulit dapat dikerjakan dengan aman dan cepat.
9
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan kunci soket
1. Pilihlah soket yang berukuran dengan mur atau baut. Masukkan sepenuhnya serta
paskan posisinya terhadap mur atau bautnya.
2. Sambungkan dengan sambungan menggunakan adaptor soket.
BATANG PENYAMBUNG DAN
JOINT UNIVERSAL
(1) Apabila mur berada jauh di dalam,
dan gagang tidak bisa bergerak
bebas, pakailah sambungan yang
sesuai.
(2) Pakailah joint universal di tempat
dimana sambungan tidak dapat
masuk langsung
GAGANG LUNCUR
Dengan menggunakan gagang, maka momen dan pengatur ungkitan dapat disetel
GAGANG PUTAR
Apabila pegangan gagang diperpanjang, perubahan ungkitan dan momen dapat
disetel. Juga diujung soket terdapat joint universal sehingga mur dan baut dapat diputar
dengan cepat, dengan mengangkat tuas.
Cara penggunaannya adalah :
10
(1) Dikarenakan mekanisme ratchet
(kotrek) sedemikian rupa, hingga
soket dapat diputar pada satu jurusan
saja. Dan justru karena hanya
berputar kesatu jurusan dan tidak bisa
berputar ke jurusan yang berlawanan
maka pekerjaan dapat dilakukan
dengan cepat, tanpa mengangkat
soket dari mur atau baut. Arah kunci
ratchet dapat dirubah oleh tuas
pengunci ratchet.
(2) Untuk menjamin umur ratchet (yakni
agar tahan lama). Hindari daya tarik
yang kuat. Apabila memerlukan daya
tarik yang besar, pakailah gagang
putar
4. KUNCI RING (Box Closed-end Wrench )
Fungsinya adalah kunci ring (box end wrench) digunakan untuk membuka dan
mengencangkan mur atau baut. Berbeda dengan kunci pas, kunci ring mencekam mur
atau baut pada keenam sisinya tanpa slip pada waktu melakukan pengencangan atau
membuka dengan kuat.
11
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan kunci ring
1. Karena kunci ring mempunyai 12
lekukan sisi, ia dapat digunakan
dengan hanya memutarnya sedikit,
ini berbeda dengan kunci pas.
2. Karena pekerjaan dengan
menggunakan kunci ring lebih lambat
daripada dengan kunci pas, sedapat
mungkin kunci ring hanya digunakan
pada waktu putaran pertama dan
terakhir.
3. Pilihlah kunci ring dengan ukuran tepat dan masukkan sedalam-dalamnya dan
setepat-tepatnya kedalam mur. Pada waktu membuka, jangan memukul kunci ring
dengan palu.
5. KUNCI INGGRIS ( Adjustable Wrench )
Fungsinya adalah dapat distel sesuai dengan ukuran mur atau baut; dipakai
untuk membuka dan mengencangkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan kunci Inggris
(1) Kunci Inggris hanya digunakan apabila tidak punya kunci pas yang tepat. Kunci
Inggris juga dapat digunakan untuk mengencangkan mur pada sambungan pipa air
conditioner, dll. Dimana dibutuhkan daya pengencangan yang kuat.
(2) Harus distel dengan baik sesuai dengan mur atau baut. Jika cengkramannya tidak
kuat, segi-segi dari mur atau baut akan rusak sehingga dol.
(3) Kunci Inggris dipasang sedemikian
rupa sehingga daya pengencangan
atau pengendoran berada lebih
banyak pada rahang tetap.
12
6. OBENG ( Screw Driver )
Fungsinya adalah obeng digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan
sekrup. Ujung obeng bermacam-macam sesuai dengan kepala sekrup.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan obeng
(1) Pilihlah obeng ukuran yang cocok yang
persis dengan panjang dan lebar alur
sekrup. Pada waktu memutar , obeng
tegak lurus terhadap terhadap sekrup.
(2) Jangan menggunakan obeng sebagai
pengganti pengumpil atau pahat karena
hal begini akan merusak. Juga obeng
tidak boleh dijepit dengan tang.
(3) Waktu mengendorkan sekrup yang
amat keras, jangan memukul kepala
obeng. Kalau perlu, pakailah obeng
sok.
(4) Apabila ujung obeng standar rusak,
gerindalah sesuai dengan petunjuk
instruktor
13
7. TANG ( Plier )
Fungsinya adalah terdapat berbagai jenis tang sesuai dengan fungsinya untuk
menjepit, memutar serta memotong kawat.
TANG KOMBINASI
Hal-hal yang harus dperhatikan pada
waktu menggunakan tang.
Rahang tang kombinasi dapat distel pada
2 posisi sesuai dengan ukuran benda
yang akan dijepitnya. Kawat dan
sejenisnya juga dapat dipotong dengan
sudut melintang. Jangan menggunakan
tang kombinasi sebagai pengganti kunci
pas dalam usaha membuka dan
mengencangkan mur dan baut.
TANG LANCIP
Digunakan untuk menjepit pen
yang berada dilubang yang kecil
dan dalam, dimana tang
kombinasi tidak banyak
membantu.
TANG POTONG
Digunakan untuk memotong kawat atau
membuka selubung kabel. Juga berguna untuk
mengeluarkan pen koter (spipen). Jangan
menggunakan tang potong untuk memotong
kawat pegas karena akan merusak mata tang
itu sendiri.
14
TANG KUAT
Digunakan untuk membuka mur atau sesuatu
yang memerlukan pegangan yang kuat sekali,
atau apabila segi mur sukar sekali dijepit, atau
untuk menjepit pinggir baut yang sudah rusak
dalam usaha menariknya keluar.
8. PALU
Fungsinya adalah palu digunakan untuk membuka atau memasang suku cadang.
Beberapa jenis palu lunak digunakan untuk mencegah kerusakan terhadap bagian yang
dipukul. Macam-macam palu menurut bahannya : Palu baja; palu tembaga; palu plastik;
palu karet.
Hal-hal yang harus dperhatikan pada waktu menggunakan palu
(1) Palu dipegang dibagian ujung, tidak
ditengah dan pukullah tepat mengenai
sasaran dengan merata. Jika tidak
digunakan dengan tepat, muka palu akan
mengembang seprti cendawan.
(2) Sebelum menggunakan palu periksalah
dahulu apakah kepalanya tidak longgar
atau hampir lepas. Jika longgar, pasaknya
dipukul kembali sehingga aman.
15
9. KUNCI MOMEN ( Torque Wrench)
Fungsinya adalah satu jenis batang pemutar kunci sok yang digunakan untuk
mengencangkan baut dan mur sekaligus menentukan momen pengencangannya. Kunci
momen digunakan hanya untuk mengencangkan baut dan mur dimana telah ditetapkan
momen pengencngan pada angka tertentu.
Ada dua jenis kunci momen yang sudah umum digunakan di Indonesia, yaitu :
1. Menggunakan jarum penunjuk skala ( Direct Reading Torque wrench )
Kunci momen jenis ini
menggunakan jarum penunjuk
untuk menunjukkan momen
pengencangan baut / mur
yang sudah tercapai pada saat
baut / mur dikencangkan
2. Kunci momen dengan bunyi ( Slim Tension Wrench )
Penggunaan Kunci Momen
16
SPECIAL SERVICE TOOLS (SST)
Peralatan ini bisa berbeda-beda bentuknya untuk setiap merek kendaraan atau
mobil. Alat ini dirancang khusus untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa
dikerjakan dengan general tool. Jenis dan jumlahnya sangat beragam. Di bawah ini ada
beberapa contoh peralatan SST dan kegunaannya.
17
18
19
3. ALAT-ALAT PENGANGKAT KENDARAAN
Ditinjau dari segi konstruksinya, alat pengangkat kendaraan cukup banyak jenisnya,
termasuk yang digunakan untuk alat berat. Tetapi yang akan dijelaskan disini adalah
alat-alat angkat kendaraan penumpang atau kendaraan ringan.
Macam-macam alat
angkat yang banyak
digunakan adalah:
1. Dongkrak
2. Car Lift
3. Safety Stand
4. Cranes
1. Dongkrak
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan
reparasi dibagian bawah kendaraan
Jenis – jenis dongkrak :
.
20
1). Crocodile jack / dongkrak buaya paling banyak digunakan dibengkel-bengkel
maupun digarasi kendaraan, sekarang ada yang ukuran kecil sehingga dapat dibawa di
mobil. Keuntungan pemakaian crocodile jack dibandingkan yang lainnya adalah lebih
mudah digunakan karena gampang menggesernya kearah posisi yang diinginkan,
disamping itu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat kendaraan lebih cepat dan
aman Didalam rumah yang dibuat dari baja tuang dapat berjalan dan berputar diatas
empat roda, terdapat sebuah pompa minyak yang toraknya digerakkan oleh tuas
panjang. Tuas tersebut dapat juga dipakai untuk mendorong atau menarik
dongkrak.Perbandingan lengan-lengan batang pengangkat kira-kira 20 : 1
Disekeliling rumah dan diatas pompa diisi dengan minyak encer (SAE-10).
2). Bottle jack / dongkrak botol, dongkrak ini disebut bottle
jack karena bentuknya seperti botol. Fungsi bottle jack sama
seperti crocodile jack, yaitu untuk mengangkat kendaraan pada
ketinggian tertentu untuk dapat melakukan perbaikan pada
bagian bawah kendaraan. Perbedaannya adalah penggunaan
bottle jack dapat dimasukkan kedalam kendaraan sebagai
perlengkapan utama kendaraan yang mutlak dibutuhkan untuk
mengganti roda (ban) sewaktu ban kempes/ bocor.Untuk
mendongkrak sebuah kendaraan, dongkrak harus diletakkan
tegak lurus pada torak pengangkatnya supaya jangan sampai
bengkok.
Cara Menggunakan Dongkrak
1. Letakkan ganjalan pada ban-ban belakang apabila bagian depan kendaraan yang
diangkat. Sebaliknya, letakkan ganjalan pada ban-ban depan apabila bagian
belakang kendaraan yang diangkat.
2. Dongkrak ditempatkan ditempat yang telah ditentukan.
3. Sebelum dongkrak mulai mengangkat, periksalah sekali lagi apakah tempat
pengangkatan kendaraan tepat berada ditengah-tengah sadel dongkrak. Sebab bila
tidak, dongkrak dapat slip sewaktu mengangkat kendaraan.
4. Sebelum mengangkat dan menurunkan kendaraan, periksalah bahwa tidak ada
orang atau sesuatu disekitarnya, apabila lagi dibawah kendaraan.
21
Jangan sekali-kali bekerja dibawah kendaraan yang hanya ditopang dengan dongkrak
saja. Topanglah kendaraan tersebut dengan stand (penopang)
2. Car Lift
Car lift merupakan alat pengangkat kendaraan yang memberikan keleluasan
yang lebih besar kepada mekanik bengkel untuk bergerak secara leluasa dibawah
kendaraan dalam memperbaiki hampir seluruh komponen yang ada di bawah kendaraan,
karena mekanik dapat berdiri dan berjalan di bawah kendaraan sehingga perbaikan lebih
mudah dilakukan.
a. Macam-macam car lift
Car lift dibedakan menurut alat
penggeraknya, yaitu :
1). Penggerak mekanik (poros
berulir)
2). Penggerak hidrolik, dan
3). Penggerak pneumatik.
22
3. Safety Stand
Safety stand adalah merupakan alat penopang dan
pengaman kendaraan yang sudah diangkat dengan
dongkrak. Khususnya dibengkael dan garasi, safety stand
mutlak dibutuhkan karena dongkrak atau jack tidak dapat
menjamin keamanan terhadap terjadinya slip antara
dongkrak dengan titik tumpu pada kendaraan, terutama jika
terjadi goyangan pada kendaraan sewaktu memperbaiki.
4. Cranes
Cranes digunakan khusus untuk mengangkat engine dan transmisi yang akan diperbaiki
dan sekaligus untuk memasangkannya setelah perbaikan. Untuk itu, cranes dilengkapi
dengan roda agar bisa memindahkan engine ke tempat perbaikan.
Cara menggunakan cranes
a. Tempatkan cranes pada posisi aman untuk
mengangkat engine atau transmisi
b. Jika perlu siapkan rantai sebagai kelengkapan
dari pada cranes
c. Ikatkan rantai pada lengan pangangkat cranes
d. Tekan batang pengungkit berulang-ulang hingga
engine atau transmisi terangkat melalui rantai
e. Setelah terangkat hingga ketinggian yang
diharapkan, dorong cranes keluar
Untuk menurunkan engine atau transmisi, bukalah
katup oli secara perlahan-lahan
POSISI DEPAN POSISI BELAKANG
23
BAB.II
ALAT UKUR OTOMOYIF
A. SISTEM PENGUKURAN
Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya
pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan
produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk
melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik
mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu
produk atau parts mesin dengan alat dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi Pengukuran
Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan
kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan
berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan
diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus
mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang lingkup tentang bagaimana cara
menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan
masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi
oleh berbagai hal diantaranya : besar benda yang akan diukur, kondisi (fisik) benda
yang akan diukur, posisi benda yang akan diukur, tingkat ketelitian yang direncanakan,
efesien, dsb. Dalam praktiknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ; - Panjang
- Berat - Temperatur - Sudut - Kerataan
1.2 Unit Pengukuran dan Konversi
Sistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah
sistem matrik dan ada juga yang menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam
satuan Inggeris) khususnya pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit
pengukuran dalam bidang keteknikan adalah:
Jenis Pengukuran Besaran Metrik/ imperial
Panjang meter(m)/ feet
Temperatur Celcius ( 0 C )/ Fahtenheit
Berat kilogram (kg) /pound
24
1.2.1 Panjang
Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan
menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis
lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter
pada dasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain. Dalam
sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang
adalah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan 1 m (1000 mm = 1 m). Jika
pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000
meter sama dengan satu kilometer. (1000 m = 1 km).
Pada sistem Imperial, feet merupakan satauan yang digunakan untuk mengukur
panjang dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran
panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “) 12” = 1 ft. Satuan lain
yang digunakan dalam pengukuran panjang dalam sistim imperial adalah yard (yd) dan
mile (3 ft = 1 yd), (5280 ft = 1 mile). Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan
imperial dapat dihitung dengan sistim konversi faktor.
Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan dalam
menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi. Dalam praktiknya
konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya, hasil konversi untuk
metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk imperial digunakan 3
angka debelakang koma. Untuk konversi milimeter ke inchi, 1 in = 25,4 mm. Konversi
10 mm ke inchi. (10 mm : 25,4 = 0,394”) Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4 = 1,75” Konversi 2” ke mm 2” X 25,4 = 50,8 mm. Pengukuran yang
menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan bilangan
pecahan seperti 1/2 ” jika ukurannya kurang dari satu.
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan berkoma/desimal
tetapi dengan bilangan pecahan.
Konversi 3/8 inchi ke bilangan desimal 3 : 8 = 0,375 “ Jika ukuran bilangan bulat
dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini
dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma.
Contoh:
Konversi 11.1/16” ke dalam mm
Penyelesaian; 11/16” 11 : 16 = 0,688” 111/16” = 1,688” 01,688” X 25,4 = 42,88 mm.
25
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft; 3’ : 3,2808 = 0,91441 m =
914,41 mm.
Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara
memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi 21/2” ke dalam Inchi Penyelesaian; 1/2” = 12.7 mm 2” = 50,8 mm 21/2” =
63,50 mm Konversi 12,54 mm ke inchi Penyelesaian; 10 mm = 0,3937” 2 mm =
0,0787” 0,54 mm = 0,0213” 12,54 mm = 0,4937”
Tabel: Konversi bilangan desimal, pecahan dalam milimeter dan inchi
1.2.2 Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius
(0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF). Pada sistim metrik
temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol
yang digunakan sama. Konversi 0C ke 0F (0C x 5 9 ) + 32 = 0F Konversi 0F ke 0C (0F
– 32) X 9 5 -0C.2.2 Contoh; Konversi 350C ke 0F (0C x 5 9 ) + 32 = 0F (35 x 5 9 ) +
32 = 0F 63 + 32 = 0F 65 = 0F Konversi 1980F ke 0C (0F – 32) X 9 5 = 0C (189 – 32) X
9 5 = 0C 166 X 9 5 = 0F 92,2 = 0F
1.2.3 Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik adalah
gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konfersi gram ke kilogram dan kilogram ke ton
adalah; 1000 g = 1 kg 1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound (lb), dan
ton (t). 16 oz = 1 lb 2240 lb = 1 t.
Perubahan kilogram ke pound, 1 kilogram = 2.2046 pound.
Perubahan pound ke kilogram, 1 pound = 1/2.x 2046 kilogram
Perubahan gram ke ounce, 1 gram = 28,35 ounce (oz)
Perubahan ounce ke gram, 1 ounce = 1/28,35 ounce (oz)
26
B. KLASIFIKASI PENGUKURAN
Banyak cara yang dilakukan oleh juru teknik dalam melakukan proses
pengukuran semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran seakurat
mungkin. Hal tersebut akan sangat tergantung pada jenis, bentuk, posisi bahkan
temperatur dari benda ukur ataupun alat ukur yang digunakan.
Sesuai dengan jenis-jenis pengukuran yang biasa dilaksanakan, maka alat ukur pun ada
beberapa jenis dengan cara pemakaian yang berlainan.
Berdasarkan sifatnya alat ukur ukur itu dapat dibagi:
1. Pengukuran langsung yaitu dengan menggunakan alat ukur langsung, hasil
pengukuran dapat langsung dibaca alat ukur tersebut. Contoh; mikrometer, jangka
sorong, mistar ukur, dsb.
2. Pengukuran tak langsung, yaitu pengukuran menggunakan alat ukur tidak langsung,
alat ukur jenis pembanding atau pembantu dan standar. Hasil pengukuran diukur oleh
alat ukur langsung.
3. Pengukuran dengan kaliber batas ( limit gage) yaitu pengukuran menggunakan alat
ukur batas/kaliber. Pengukuran ini tidak menentukan ukuran suatu dimensi dengan
pasti, melainkan hanya menunjukkan apakah dimensi tersebut terletak di dalam atau
di luar daerah toleransi. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk
mempercepat pemeriksaan atas produksi masal, dan alat ukur yang digunakan adalah
jenis kaliber GO dan NO GO gauges.
4. Pengukuran dengan cara membandingkan yaitu pengukuran dengan cara ini tidak
menentukan dimensi ataupun toberansi suatu benda ukur secara langsung.
Pengukuran dengan cara ini menggunakan perbandingan dengan bentuk standar
misalnya untuk pengecekkan/pemeriksaan bentuk konis.
Pengukuran Linier
- Pengukuran Linier Langsung
- Pengukuran Linier Tidak Langsung
Pengukuran sudut
Pengukuran dengan Pembanding (Comparative length)
Pengukuran Kelurusan (Straightness)
Pengukur Kerataan Permukaan (Flatness)
27
Pengukuran Kebulatan (Roundness)
Pengukuran Profile
Pengukuran GO-NOT GO
Pengukuran dengan Microscopes
Pengukur Serbaguna Khusus
Pengukuran Linier Langsung
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran linier langsung sebagai berikut :
1. Mistar Ukur
a. Meteran Gulungan
b. Meteran Lipat
c. Mistar Ukur Berkait
d. Mistar Ukur Pendek
2. Mistar Ingsut/Jangka Sorong
a. Mistar Ingsut Skala Nonius
b. Mistar Ingsut Jam Ukur
c. Mistar Ingsut Pengukur Tinggi
Macam Bentuk Mistar Ingsut : 1) Tak Sebidang, 2) Jarak Senter, 3) Alur Dalam, 4)
Pipa, 5) Posisi Dan Lebar Alur, 6) Tekanan Ringan, 7) Kedalaman, 8) Serba Guna, 9)
Digital.
3. Micrometer
4. Mesin Ukur
a. mekanik
b. optik
Pengukuran Linier Tak Langsung
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran linier tidak langsung sebagai berikut :
1. Alat Ukur Standar
- Blok Ukur (Bentuknya Balok, Untuk Mengecek Dimensi Alat Ukur Dan
Mengkalibrasi Alat Ukur Langsung)….. Terbatas S/D 150 Mm
- Batang Ukur (Bentuk Batang Silindris)
- Kaliber Induk Tinggi
28
2. Alat Ukur Pembanding
- Jam Ukur (Dial Indicator)
- Pupitas (Dial Test Indicator)
- Komparator
- Pengukur T (Telescope Gauge)
- Pengukur Lubang Kecil (Small Hole Gauge)
- Kaliber Batas (Limit Gauge) :
1) Kaliber Poros Bentuk Silindris, 2) Kaliber Lubang Bentuk Bola , Bola
Dibelah, Tongkat, 3) Kaliber Celah (Tidak Dapat Disetel Dan Dapat Disetel), 4)
Kaliber Konis, Kaliber Ring Konis, 5) Kaliber Posisi, 6) Kaliber Radius, 7)
Kaliber Ketebalan, 8) Kaliber Ulir Dalam, 9) Kaliber Ulir Trapesium Dan
Segiempat.
- Rol Dan Bola Baja :
1) Jarak Luar/Celah, 2) Diameter Dalam, 3) Radius Luar Dan Dalam, 4) Poros
Dan Lubang Konis, 5) Sudut, 6) Ulir Dan Roda Gigi.
Pengukuran sudut
- Protaktor
- Batang Sinus
- Perangkat Kombinasi
- Blok Pengukur Sudut
- Kepala Bagi
Pengukuran dengan Pembanding (Comparative length)
Alat ukur yang digunakan :
- Dial indicator
- Electronic gage
- Gage blocks
Pengukuran Kelurusan (Straightness)
- Autocollimator
- Transit
- Laser beam
29
Pengukur Kerataan Permukaan
- Sipat
- Perangkat Kombinasi
- Alat ukur permukaan
- Meterprofil
- Optimal plat
- Interferometry
Pengukuran Kebulatan (Roundness)
- Dial indicator Circular tracing
Pengukuran Profile
- Radius or fillet gage
- Dial indicator
- Optical comparator
- Coordinate measuring machines
Pengukuran GO-NOT GO
- Plug gage
- Ring gage
- Snap gage
Pengukuran dengan Microscopes
- Toolmaker’s
- Light section
- Scanning electron
- Laser scan
Pengukur Serbaguna Khusus
- Pneumatik
- Listrik
- Elektronik
- Laser
30
C. ALAT UKUR OTOMOTIF
Yang dimaksud dengan alat ukur disini adalah alat yang dipergunakan untuk
mengukur secara presisi, yang diperlukan di dalam kita melakukan pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan otomotif khususnya dan peralatan teknik atau pekerjaan
logam lainnya.
Alat ukur yang banyak dipergunakan di otomotif dapat diklasifikasikan menjadi 3
kategori, yaitu :
1) Alat Ukur Mekanis
2) Alat Ukur Pneumatis
3) Alat Ukur Elektris dan Elektronis
Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Alat Ukur
Mengingat pengukuran yang harus dilakukan menuntut kepresisian yang tinggi, maka
dalam menggunakan alat-alat ukur untuk pemeliharaan dan perbaikan otomotif, harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Pelajari cara pemakaiannya dengan seksama, karena jika tidak, pembacaannya
salah.
• Benda yang diukur harus bersih dari debu, minyak pelumas dsb.
• Perhatikan suhu benda yang diukur, harus dalam keadaan normal, usahakan suhu
benda yang diukur dan alat ukur harus sama.
Alat Ukur Mekanis
1. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat. Permukaan dan
bagian sisinya rata dan halus, di atasnya terdapat guratan-guratan ukuran, ada yang
dalam satuan inchi, sentimeter dan ada pula yang gabungan inchi dan
sentimeter/milimeter.
31
Fungsi lain dari penggunaan mistar baja
antara lain: - mengukur lebar - mengukur tebal
serta, - memeriksa kerataan suatu permukaan
benda kerja. Di samping itu mistar baja
(steelrule) dapat dipergunakan untuk
mengukur dan menentukan batas-batas ukuran
juga biasa dipergunakan sebagal pertolongan menarik garis pada waktu menggambar
pada permukaan benda pekerjaan. Setiap menarik. garis hanya
dilakukan satu kali, lihat Gambar:
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar.
Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka
bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.
2. Meteran Lipat
Meteran lipat ini biasanya terbuat dari bahan aluminium atau baja. Dilihat dari
segi konstruksinya sebelumnya merupakan gabungan dan mistar baja dengan
sambungan engsel pada setiap ujungnya. Mengingat kemungkinan ausnya engsel dan
ketidaktirusan garis pengukuran sewaktu melakukan pengukuran, maka meteran lipat
tidak akan memberikan hasil yang Iebih baik dibandingkan dengan pengukuran mistar
baja biasa.
3. Meteran Gulung
Mal ukur ini dibuat dan pelat baja yang Iebih tipis dari
ada mistar baja. Sifatnya lemas/lentur sehingga dapat
digunakan untuk mengukur bagian-bagian yang
cembung dan menyudut seperti: mengukur panjang,
keliling bidang Iengkung (bundar). Sepanjang mistar
ini terdapat ukuran-ukuran satuan inchi dan metrik.
Meteran gulung dapat digunakan dari 1 meter sampai
30 meter. Pada ujungnya terdapat kait yang gunanya
untuk mengait ujung benda kerja sehingga mendapat
ukuran yang tepat. Penggunaan alat ukur ini tidak
untuk pengukuran yang tepat sekali (presisi).
32
4. Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk
mengukur tebal, lebar, panjang dan garis
tengah benda bulat secara kasar. Alat ini
terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya
dikeraskan. Bentuknya ada yang
dilengkapi dengan mur penyetel dan ada
pula yang tidak. Panjang kakinya, dalam
inchi, merupakan ukuran jangka bengkok.
5. Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk
mengukur diameter lubang dan jarak
sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap
keluar dan panjang kakinya itulah ukuran
jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran
yang diperoleh adalah ukuran kasar.
Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper
bila menyentuh bidangbidang yang diukur,
maka kita perlu banyak berlatih
menggunakan jangka ini untuk
memperhalus perasaan jari-jari. Dengan
jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur
mudah terjadi.
6. Mistar Geser ( Vernier Caliper )
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman lubang dan jarak anatara dua buah titik, yang membutuhkan ketelitian
hingga 0,02 mm untuk satuan metrik, dan 0,001 inch untuk satuan inch.
33
a. Permukaan pengukur dalam e. Skala Vernier (vernier scale)
b. Baut pengunci final f. Batang pengukur utama (main beam)
c. Pengukur kedalaman (depth probe) g. Permukaan pengukur luar
d. Skala Utama (main scale)
Konstruksi jangka sorong tipe standar dijelaskan seperti di atas. Rahang
pengukur dalam (a) akan sesuai pada lubang dan digunakan untuk mengukur dimensi
dalam. Rahang pengunci luar (g) akan mencekam pada bagian luar dari suatu benda,
digunakan untuk mengukur dimensi luar. Batang pengukur kedalaman (c) digunakan
untuk menentukan ukuran kedalaman dari bagian benda yang dilakukan dengan
menempelkan ujung batang pengukur utama pada permukaan lubang, sedangkan ujung
batang pengukur kedalaman menempel pada dasar lubang. Batang pengukur kedalaman
hanya dilengkapi pada jangka sorong dengan daerah pengukuran sampai dengan 300
mm. Jangka sorong dengan daerah pengukuran 600 mm dan 1000 mm tidak dilengkapi
dengan batang pengukur kedalaman. Bagian alat pengukuran dalam letaknya terpisah
dengan bagian alat pengukur luar.
Ketika baut pengunci kendur, rahang bagian bawah akan bergerak bebas. Baut
ini baru dikencangkan setelah dilakukan pengukuran pada benda. Baut pengunci final
digunakan untuk mengunci rahang bagian bawah yang setelah dilakukan pengukuran,
sehingga jangka sorong dapat dilepas dari benda yang diukur dan dapat dilihat hasilnya
a
c
d
g
b
e
f
34
tanpa ukurannya berubah akibat pelepasan tersebut. Ulir penyetelan halus digunakan
untuk mengunci rahang secara presisi sehingga didapatkan hasil pengukuran dengan
akurasi yang lebih tinggi.
Tingkat ketelitian dari jangka sorong tergantung pada banyaknya pembagian
pada skala vernier-nya. Pembagian ini umumnya sebanyak 10,50 atau 100 skala.
Pembagian 10 skala akan menghasilkan 0,1 cm dibagi 10 = 0,01 cm. Sehingga jangka
sorong itu akan memiliki tingkat ketelitian 0,01 cm.
* Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,1 mm
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,1 mm mempunyai selisih antara x dan n sebesar
0,1 mm. Besarnya x = 1 mm, sedangkan n dapat dicari dengan rumus : n = panjang
skala (SU) dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius atau skala vernier (SV). Mistar
geser dengan ketelitian 0,1 mm mempunyai jumlah strip pada skala nonius sebanyak 10
strip (divisi). Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
n = 9 ⁄ 10 = 0,9 mm
i = x – n
= 1 – 0,9 = 0,1 mm
Jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 0,1 mm
* Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,05 mm
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,05 mm mempunyai selisih antara x dan n
sebesar 0,1 mm. Besarnya x = 1 mm, sedangkan n dapat dicari dengan rumus : n =
panjang skala utama (SU) dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius atau skala
vernier (SV). Mistar geser dengan ketelitian 0,05 mm mempunyai jumlah strip pada
skala nonius sebanyak 20 strip (divisi).
Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
n = 19 ⁄ 20 = 0,95 mm
i = x – n
= 1 – 0,95= 0,05 mm
Jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 0,05 mm
35
* Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,02mm
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,02 mm mempunyai selisih antara x dan n
sebesar 0,02 mm. Besarnya x = 1 mm, sedangkan n dapat dicari dengan rumus : n =
panjang skala utama (SU) dibagi dengan jumlah strip pada skala nonius atau skala
vernier (SV). Mistar geser dengan ketelitian 0,02 mm mempunyai jumlah strip pada
skala nonius sebanyak 50 strip (divisi).
Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
n = 49 ⁄ 50 = 0,98 mm
i = x – n
= 1 – 0,98= 0,02 mm
Jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 0,02 mm
* Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/128 inci, skala utamanya setiap i inci dibagi
menjadi 16 bagian, berarti satu bagian skala utama (x) nilainya sama dengan 1/16 inci.
Pada skala noniusnya dibagi dalam 8 bagian. Mistar geser dengan tingkat ketelitian
1/128 inci mempunyai selisih antara x dan n sebesar 1/128 inci. Besarnya x = 1/16 inci,
sedangkan n dapat dicari dengan rumus : n = panjang skala utama (SU) dibagi dengan
jumlah strip pada skala nonius atau skala vernier (SV). Panjang skala utama dihitung
mulai garis nol sampai garis terakhir pada skala nonius yaitu : 7/16 inci.
Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
n = 7⁄16 / 16 = 7 / 8 x 1 / 128 = 7/128
i = x – n
= 1/16 – 7/128 = 8/128 – 7/128 = 1/128
Jadi tingkat ketelitian mistar geser (i) = 1/128 inci
36
* Mistar geser dengan tingkat ketelitian 0,001 inci
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/1000 inci atau 0,001, skala utamanya setiap i
inci dibagi menjadi 40 bagian, berarti satu bagian skala utama (x) nilainya = 1/40 inci
atau 0,025 inci.
Pada skala noniusnya dibagi dalam 25 bagian. Mistar geser dengan tingkat ketelitian
0,001 inci mempunyai selisih antara x dan n sebesar 0,001 inci. Besarnya x = 1/40 inci,
sedangkan n dapat dicari dengan rumus : n = panjang skala utama (SU) dibagi dengan
jumlah strip pada skala nonius atau skala vernier (SV). Panjang skala utama dihitung
mulai garis nol sampai garis terakhir pada skala nonius yaitu : 1,225 inci.
Dengan demikian n dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
n = 1,225 / 25 = 0,049 inci
i = x – n
= 0,050 - - 0,049 = 0,001 inci
Jadi tingkat ketelitian mistar geser (i)
adalah : 0.001 inci
Cara membaca ukuran pada jangka sorong terdiri dari dua langkah, yaitu
membaca skala utama dan membaca skala vernier. Angka pada skala utama yang
digunakan adalah yang terletak di sebelah kiri angka 0 (nol) pada skala vernier.
Pada gambar dibawah, skala utama menunjukkan angka 3,1 cm. Pembacaan skala
vernier dilakukan dengan menentukan garis pada skala vernier yang paling tepat
berimpit segaris dengan garis pada skala utama. Angka pada garis tersebut
menunjukkan nilai pada skala vernier.
37
Pada gambar dibawah, garis yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke empat,
yang menandakan nilai 0,4 mm atau 0,04 cm. Hasil pengukuran total adalah
penjumlahan skala utama dan skala vernier.
Ukuran benda pada gambar 4 adalah 3,1 + 0,04 cm = 3,14 cm.
Cara Menggunakan mistar geser
Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain :
a. faktor si pengukur
b. benda yang diukur
c. pengaruh lingkungan
d. cara menggunakan alat ukur.
Adapun cara penggunaan mistar geser anatara lain sebagai berikut :
• Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur
• Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas, dan angka nol pada skala
bertemu dengan tepat
• Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang diukur sedekat mungkin
dengan skala utama. Pengukuran di ujung rahang mistar geser menghasilkan
pembacaan yang kurat akurat
• Tempatkan mistar geser tegak lurus dengan benda yang diukur
38
7. Mikrometer
Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung dengan tingkat ketelitian yang lebih
tinggi hingga mencapai 0,001 mm. Ada 3 macam mikrometer yaitu : mikrometer dalam,
mikrometer luar, dan mikrometer kedalaman.
a). Macam-macam Mikrometer
(1). Mikrometer luar ( Outside Micrometer )
Mikrometer luar digunakan untuk mengukur dimensi luar
(2). Mikrometer dalam ( Inside Micrometer )
Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur dimensi dalam
(3). Mikrometer kedalaman ( Dept Micrometer )
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman
39
b). Cara Membaca Skala Pengukuran Mikrometer
(1). Mikrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,01 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak tiap
strip diwah garis adalah 0,5 mm. Pada skala timble tiap strip nilainya 0,01 mm. Hasil
pengukuran pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
(2). Mikrometer luar dengan tingkat ketelitian 0,001 mm
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak tiap
strip diwah garis adalah 0,25 mm. Pada skala thimble tiap strip nilainya 0,01 mm dan
pada skala vernier 0,001 mm. Hasil pengukuran pada mikrometer adalah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut.
c). Cara Menyetel titik “ 0 “
(1). Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm
* Kuncilahlah spindle dengan lock clamp
* Putar outer sleeve dengan kunci penyetel
sampai tanda “ 0 “ pada thimble lurus dengan
garis horisontal pada outer sleeve
* Periksa kembali tanda “ 0 “ setelah penyetelan
40
(2). Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm
* Kuncilah spindle dengan lock clamp
* Kendorkan ratchet stoper sampai thimble
bebas
* Luruskan tanda “ 0 “ thimble dengan garis
pada outer sleeve dan kencangkan kembali
dengan ratchet stoper
* Periksa kembali tanda “ 0 “ setelah penyetelan
Cara membaca skala pada mikrometer
Pertama-tama perhatikan bilangan bulat pada skala utama barrel, lalu perhatikan apakah
terbaca skala setengah milimeter pada bagian atas skala utama (ada kalanya dibawah),
dan akhirnya bacalah skala perseratusan pada lingkaran.
Nilai ukuran dari gambar dibaca sbb :
.-Skala utama = 10 x 1,00 mm = 10,00 mm
.-Skala minor = 1 x 0,50 mm = 0,50 mm
.-Skala pemutar = 16 x 0,01 mm = 0,16 mm
Nilai = 10,66 mm
Melakukan teknik pengukuran
a) Mengukur diamter dalam dengan mikrometer dalam
Gambar 2.4.
dalam
41
b) Mengukur diameter luar dengan micrometer dan jangka sorong
8. Dial Indikator ( Dial Dauge )
Dial indikator digunakan untuk mengukur kebengkokan, run out, kekocakan,
end play, back lash, kerataan, dengan tingkat ketelitian anatara 0,01 mm hingga 0,001
mm (tergantung tipe dial indikator).
a = gigi pinion
b = gigi besar
c = gigi penggerak
kedua
d = gigi besar ke dua
e = pegas
h = pegas coil
s = poros penekan
42
Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, dimana gerak linier sensor diubah
menjadi gerak rotasi oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang
bergigi dan susunan roda gigi.
Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu
menekan ke bawah. Sedangkan pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi
roda gigi sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan pada sisi yang
sama untuk kedua arah putaran (untuk menghindari backlash) yang mungkin terjadi
karena profil gigi yang tidak sempurna atau sudah aus. Jam ukur juga dilengkapi dengan
jewel untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi.
Ketelitian dan kecermatan jam ukur berbeda – beda ada yang kecermatannya
0,01 ; 0,02 ; 0,005 dan kapasitas ukurnya juga berbeda – beda , misalnya : 20, 10, 5, 2, 1
mm . Untuk jam ukur dengan kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang
besar dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka jam kecil. Pada
piringan terdapat skala yang dilengkapi dengan tanda batas atas dan tanda batas bawah.
Piringan skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol.
Dalam penggunaannya, dial indikator tidak dapat berdiri sendiri, sehingga memerlukan
batang penyangga dan blok magnet.
Prosedur Penggunaan Dial Indikator
(1) Posisi spindle dial indikator harus tegak
lurus dengan permukaan yang diukur.
(2) Garis imajinasi dari mata si pengukur ke
jarum penunjuk harus tegak lurus pada
permukaan dial indikator pada saat sedang
membaca hasil pengukuran.
(3) Dial indikator harus dipasang dengan teliti
pada batang penyangganya, artinya dial
indikator tidak boleh goyang.
(4) Putarlah outer ring dan stel pada posisi
nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah,
kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk
selalu kembali ke posisi nol setelah spindle
dibebaskan.
43
(5) Usahakan dial indikator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah
yang presisi.
(6) Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan
menghambat gerakan spindle.
Melakukan teknik pengukuran
a. Memeriksa kesejajaran bidang b. Memeriksa kebulatan poros
c. Memeriksa eksentrisitas d. Pemeriksaan kesejajaran bidang silindris
9. Kaliper dan Pembagi
Kaliper digunakan untuk pengukuran kasar, baik untuk permukaan luar maupun
dalam. Alat tidak mengukur secara langsung namun harus dicocokkan dengan penggaris
atau alat ukur lainnya. Kaliper yang digunakan di bengkel adala jenis kaliper pegas
terdiri dari dua kaki dengan pegas yang dilengkapi mur dan baut untuk
mengencangkannya. Pembagi terdiri dari dari dua kaki yang lurus dengan ujung yang
tajam dan keras. Alat ini dipakai untuk mentransfer dimensi, membuat lingkaran dan
menggambar bagan.
Ada dua tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Yang umum
dopakai di otomotif adala inside caliper.
44
Dial calliper atau jangka kaki dengan pembacaan indikator, digunakan untuk mengukur
lebar lubang atau celah, ketelitian alat ukur ini mencapai 0,025 mm. Kemampuan jarak
ukurnya bervariasi sesuai dengan nomor yang dikeluarkan pabrik, antara lain :
No. 1 untuk jarak ukur antara 6~18 mm
No. 2 untuk jarak ukur antara 10~22 mm
No. 3 untuk jarak ukur antara 20~32 mm
No. 4 untuk jarak ukur antara 30~42 mm
No. 5 untuk jarak ukur antara 40~52 mm
No. 6 untuk jarak ukur antara 50~62 mm
No. 7 untuk jarak ukur antara 60~72 mm
No. 8 untuk jarak ukur antara 70~82 mm
No. 9 untuk jarak ukur antara 80~92 mm
No. 10 untuk jarak ukur antara 90~102 mm
Untuk jarak ukur yang lebih panjang maka digunakan dial calliper yang mempunyai
batang geser seperti pada gambar berikut.
Dial calliper yang mempunyai batang geser ini mempunyai jarak ukur antara 55 sampai
dengan 600 mm dengan ketelitian 0,01 mm.
Metoda pengukuran :
1. Ukur diameter dalam dengan
vernier caliper. Misal hasil
pengukuran 8,40 mm, selanjutnya
set mikrometer ke angka mendekati
hasil ukur vernier caliper dan
kelipatan dari 0,5 mm yaitu 5,50
mm.
45
2. Tempatkan kaki-kaki caliper
diantara anvil dan spindle
mikrometer. Gerakan caliper
sampai mendapatkan angka
terkecil. Kemudian set dial gauge
ke ”0”.
3. Tekan tombol caliper gauge dan
masukan lug pada diameter dalam
benda yang akan diukur dan
bebaskan tombol. Gerakan caliper
sampai didapat pembacaan terkecil.
Jika pembacaan menunjukan 0,08
mm, berarti diameter dalam adalah
8,42 mm (8,50 – 0,08).
10. Cylinder Gauge
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur diameter silinder dengan ketelitian
0,01 mm, alat ini dilengkapi dengan mikrometer dan dial indikator.
Cara pemilihan replacement rod dan washer :
- ukur diameter silinder dengan vernier caliper
- Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm
46
- Contoh ;
Bila hasil pengukuran : 52,30 mm, pilih sbagai berikut :
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
Bila hasil pengukuran : 52,70 mm, pilih sebagai berikut :
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3 mm
Cara melakukan pengukuran seperti tampak pada gambar
1. Ukur diameter silinder dengan vernier
caliper. Pilih replacement rod dan
washer yang sesuai, dan pasangkan
pada silinder gauge. Bila hasil
pengukuran diameter adalah 91,00 mm,
gunakan replacement rod 90 mm dan
replacement washer 1 mm.
2. Set mikrometer pada 91 mm (seperti
hasil ukur diatas), masukan
replacement rod dan measuring point
kedalam mikrometer dan dial gauge
diset ke ”0”
3. Masukan cylinder gauge pada posisi
diagonal kedalam silinder, geraka
cylinder gauge sampai diperoleh hasil
pembacaan terkecil. Bila hasil
pembacaan adalah 0,08 mm sebelum
”0”, berarti diameter silinder adalah
0,08 mm lebih besar dari 91 mm.
Karena itu diameter silinder adalah
90,08 mm (91,00 + 0,08)
47
11. Pengukur Celah (feeler gauges)
Kaliper celah adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk memeriksa jarakjarak
yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Karena daerah antara
permukaan ini sangat sempit maka diperlukan alat ukur tak berskala yang dapat
digunakan untuk menentukan ukuran tersebut.
Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan, fitting dan otomotif. Contoh
penggunaannya adalah untuk menyetel pisau mesin frais atau memeriksa kelonggaran
katup pada mesin.
Kaliper celah dibuat dari baja yang lentur dan berkualitas tinggi. Tiap set terdiri
dari 10 buah kaliper atau lebih, dijepit pada penjepit baja dengan pena yang berfungsi
sebagai gantungan pada saat kaliper itu digunakan. Sebuah Kaliper celah yang berisi 10
kaliper masingmasing kalipernya mempunyai ukuran yang tertera pada tiap-tiap kaliper,
dimulai dari ukuran 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,30; 0,40; 0,50; 0,60; 0,70; dan 0,80
milimeter. Ada juga kaliper celah dengan ukuran dalam inch. Ukuran terkecil dari
kaliper celah adalah sekaligus menunjukkan tingkat ketelitian yang dapat dicapai dari
alat ukur tersebut. Sehingga kaliper celah dengan ukuran kaliper terkecil 0,05 mm akan
mempunyai ketelitian 0,05 mm. Kaliper-kaliper ini mempunyai panjang tiap kaliper
kira-kira 100 mm dengan bentuk ujung yang bulat atau ada juga yang tirus pada sisi
lebarnya.
48
Pengukuran celah dilakukan dengan memasukkan salah satu kaliper yang sesuai
dengan celah yang di ukur. Jangan coba untuk memaksakan kaliper yang tidak sesuai
atau terlalu sesak karena bisa menyebabkan kaliper bengkok dan mungkin akan terjadi
perubahan bentuk yang tetap. Apabila kaliper terlalu tebal bisa dipilih kaliper lain
dengan ukuran di bawahnya. Ketelitian pengukuran dapat diperoleh dengan
menggabungkan beberapa kaliper. Apabila sebuah kaliper dapat masuk dengan longgar,
coba ditambahkan dengan kaliper yang dengan ukuran terkecil. Kaliper-kaliper tersebut
dapat ditambahkan sehingga didapatkan ukuran yang pas. Sehingga ukuran celah adalah
jumlah dari ukuran kaliper yang dapat masuk dengan pas tersebut.
ALAT UKUR PNEUMATIS
1. Pengukur Tekanan Kompresi ( Pressure Gauge )
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder engine, yang
ditentukanoleh kondisi piston, ring piston, dan katup.
Cara Menggunakan
a. Lepaskan semua busi
b. Masukkan presssure gauge pada lubang
busi sambil di tekan dengan tangan
c. Pada posisi pedal gas diinjak penuh,
transmisi netral, engine di start ± 3 detik
hingga tercapai tekanan maksimum pada
pengukuran tekanan kompresi
d. Tekanan kompresi dapat dibaca langsung
pada alat
49
2. Pengukur Vakum ( Vacuum Gauge )
Alat ini digunakan untuk mengukur kevakuman pada intake manifold dan
pompa bahan bakar.
Cara Menggunakan
a. Pasangkan selang alat ukur pada intake
manifold dibawah katup throttle atau pada
pipa isap pompa bahan bakar.
b. Hidupkan engine dan periksa besarnya
kevakuman pada alat ukur.
3. Pengukur Kebocoran Pendingin ( Radiator Cup Tester )
Alat ini digunakan untuk mengetahui adanya kebocoran pada sistem pendingin.
Alat ini dilengkapi dengan pompa udara dan pengukur tekanan untuk menaikkan
tekanan di dalam sistem pendinginan sekaligus mengetahui tekanan yang dihasilkan.
Cara Menggunakan
a. Lepaskan tutup radiator
b. Pasang alat pengukur pada tempat tutup
radiator
c. Tekan pompa tangan berulang-ulang
hingga tekanan mencapai ukuran
spesifdikasi
d. Amati tekanan pada alat ukur ± 1 menit,
apakah terjadi penurunan
e. Jika terjadi penurunan tekanan berarti ada
kebocoran pada sistem pendinginan
50
4. Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat
jenis elektrolit battery. Berat jenis elektrolit
berubah menurut tingkat isi battery. Berat jenis
battery penuh adalah 1,26 – 1,28. Berat jenis
juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus
ini digunakan untuk menentukan
hubungannya:
S20 = St + 0,007 (t – 20)
Dimana:
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran
5. Nozzle Tester
Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injector
dan kondisi injector (kebocoran setelah injeksi.
51
ALAT UKUR ELEKTRIS DAN ELEKTRONIS
1. AVO Meter
AVO meter terdiri dari tiga buah alat ukur yang digabungkan menjadi satu unit
yaitu : amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Amperemeter digunakan untuk
mengukur besar arus listrik, sedangkan voltmeter untuk mengukur tegangan arus listrik,
kalau ohmmeter digunakan untuk mengukur tahanan penghantar ataupun resistor.
Kegunaan AVOmeter adalah :
a. Pengukuran arus listrik
b. Pengukuran tegangan listrik
c. Pengukuran tahanan resistor
Metoda Pengukuran
- Pemeriksaan dan penyetelan skala no (0)
Sebelum menggunakan multi tester, anda
harus memastikan bahwa jarum penunjuk
ada di bagian garis ujung sebelah kiri pada
skala. Apabila tidak, putarkan pointer
calibration screw dengan obeng sampai
jarum penunjuk berada tepat di ujung garis
kiri
- Pengukuran tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0 – 500 volt. Hubungkan test lead warna
merah ke terminal positif dan test lead warna hitam keterminal negatif tester. Posisikan
range selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan :
Range Selector Voltage yang dapat diukur (V)
2.5 0 – 2.5
10 2.5 – 10
25 10 – 25
50 25 – 50
500 50 - 500
52
Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal positif dari sumber arus
dan test lead warna hitam dengan terminsl negatif dari sumber arus, dengan kata lain
multi tester dihubungkan pararel dengan rangkaian.
Contoh :
Range selector dipilih pada 25 DCV, jarum penunjuk akan terbaca 12 V.
- Pengukuran tegangan AC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0 – 1000 volt. Hubungkan test lead dan
posisikan range selector pada salah satu daerah ACV dengan pilihan :
Range Selector Voltage yang dapat diukur (V)
10 0 – 10
25 10 – 25
250 25 – 250
1000 250 - 1000
Hubungkan test lead secara parallel dengan rangkaian.
Contoh :
Pembacaan adalah 100 volt AC, sebab range selectornya diset pada 250 ACV
53
- Pengukuran arus DC
Daerah arus yang dapat diukur adalah 0 – 20 A
1. Mengukur arus DC dari 0 – 250 mA
Hubungkan test lead pada terminal tester dan stel selector ke 250 mA DCA.
Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 30 mA, sebab selector diset pada 250 mA.
2. Mengukur arus DC dari 0 – 20 A
Hubungkan test lead pada terminal tester dan stel selector ke 20 A DCA.
Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 1 A, sebab selector diset pada 20 A.
- Pengukuran Tahanan
1. Kalibrasi
Sebelum anda mengukur tahanan, pertama anda harus
memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung test lead
dihubungkan sampai jarum menunjukan angka “0”
pada skala ohm.
Kalibrasi ini diperlukan setiap anda merubah range.
2. Pengukuran
Setel selector pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk
mengukur tahanan. Posisi ”K” untuk 1.000, dengan demikian 10 K berarti 10.000
dan sebagainya.
Tombol
kalibrasi
ohm
54
Range Tingkat tahanan yang dapat diukur (V)
X1 0 – 1K
X10 0 – 10 K
X100 0 – 100 K
X1 K 0 - Q
Contoh : Nilai pengukuran adalah 90 Ω, sebab range selector diset pada X10 Ω
2. Timing Light
Timing lihgt adalah suatu alat berbentuk lampu sorot yang akan menyala kalau
sensornya mendapat tegangan.
Alat ini dugunakan untuk memeriksa saat (waktu)
penyalaan busi pada motor bensin. Karena alat ini hanya
menyala (sesaat) pada saat yang bersamaan dengan
menyalanya busi, sehingga posisi torak dan poros
engkol dapat diketahui pada saat busi menyala. Ini yang
disebut “timing” pada sistem pengapian. Disamping
itu, ada timing light yang dilengkapi dengan pengukur
sudut percepatan pengapian untuk memeriksa kerja dari
vacuum advancer dan centrifugal advancer pada
distributor motor bensin.
55
3. Dweel Tester dan Tachometer
Dweel tester dan tachometer merupakan dua buah alat yang diasatukan. Penyatuan
kedua alat ukur ini dimaksudkan agar dapat digunakan secara bersamaan untuk
mengukur sudut dweel/ sudut cam sistem pengapian menggunakan dweel tester dan
untuk mengukur putaran mesin atau RPM (Rotary Per Minute) menggunakan
tachometer.
Cara menggunakan
a. Hubungkan kabel hijau atau merah pada terminal
negatif koil dan kabel hitam ke massa
b. Pilih jumlah silinder motor dengan cara menggeser
sakelar pemilih pada alat ukur
c. Hidupkan motor pada putaran ± 1000 rpm
d. Sudut cam dan rpm dapat dibaca langsung pada angka
yang ditunjuk jarum alat ukur dengan cara
memindahkan sakelar pemilih ke pengukuran sudut cam
atau ke rpm
4. Exhaust Gas Analyzer
Alat ini digunakan untuk mengukur kadar CO (karbon monoksida) pada gas buang
motor bensin, karena unsur CO pada gas buang merupakan bagian yang paling utama
untuk diketahui, yang berhubungan dengan masalah polusi udara (gas beracun). Sebagai
tambahan, alat ukur ini juga seringkali dimanfaatkan untuk mengukur unsur-unsur
kimia lainnya yang terkandung dalam gas buang yaitu : CO2 dan HC untuk mengetahui
kesempurnaan pembakaran.
Cara menggunakan
a. Pasangkan pipa pengisap gas buang pada knalpot
b. Pasangkan kedua kabel daya listrik pada baterai
c. Set jarum penunjuk alat ukur pada angka nol
d. Hidupkan motor hingga mencapai temperatur normal
e. Setelah jarum penunjuk pada alat stabil, catatlah angka
yang ditunjuk jarum tersebut yang merupakan
penunjukan kadar CO, CO2 dan HC pada gas buang
56
5. Engine Analyzer
Engine analyzer adalah merupakan kumpulan dari alat-alat ukur kelistrikan otomotif
yang terpasang pada bentuk satu unit yang kompak. Alat-alat ukur yang digabungkan
pada engine analyzer pada umumnya adalah :
a. Engine scope dan alternator scope, yang digunakan
untuk memeriksa kondisi sistem pengapian dan
pengisian dalam bentuk tampilan grafik pada layar
(seperti TV)
b. Amperemeter
c. Voltmeter
d. Ohmmeter
e. Tachometer
f. Dwell tester
g. Exhaust gas analyzer
h. Timing light
Penggunaan engine scope secara singkat adalah sebagai berikut:
1). Hubungkan kabel sensor putaran ke terminal negatif coil
2). Hubungkan kabel sensor tegangan tinggi ke kabel tegangan tinggi dari coil
3). Hubungkan kabel sensor kabel busi nomor 1 ke kabel nomor 1
4). Hubungkan kabel sumber tenaga listrik alat ukur (biasanya ke sumber listrik PLN)
5). Hidupkan engine pada putaran ± 1000 rpm
6). Tekan sakelar power ke posisi ON, dimana akan kelihatan lampu indikator menyala
7). Tekan tombol pemilih jumlah silinder
8). Tekan tombol bertanda KV (atau 25 KV / 50 KV)
9). Tekan salah satu dari ketiga tombol bertanda stack, parade, atau sumperimpose dan
perhatikan pada layar CRT akan muncul grafik sesuai dengan tombol mana yang
dipilih.
Dengan menekan tombol stack maka pada layar CRT akan ditampilkan sejumlah grafik,
tujuan tampilan ini adalah dapat membanding lamanya bunga api dan besarnya sudut
cam yang terjadi antara silinder satu dengan yang lainnya.
57
Menekan tombol parade akan menampilkan grafik bersusun ke samping, dengan tujuan
untuk mengetahui dan membandingkan tegangan maksimum dan tegangan saat
terjadinya bunga api untuk masing-masing silinder.
Menekan tombol superimpose akan menampilkan semua grafik yang berimpit satu sama
lain. Tampilan ini dapat menunjukkan perbedaan grafik secara menyeluruh antara
silinder yang satu dan lainnya tanpa mengetahui silinder mana yang terganggu.
Penggunaan alternator scope secara singkat adalah sebagai berikut:
1). Hubungkan kedua kabel tegangan pada baterai, kabel merah ke positif dan kabel
hitam ke negatif baterai
2). Hubungkan sensor arus ke kabel yang keluar dari terminal B alternator
3). Hubungkan kabel sumber listrik PLN
4). Hidupkan motor pada putaran 1000 rpm
5). Tekan tombol power hingga lampu power menyala
6). Tekan tombol bertanda alternator
7). Baca grafik output alternator pada layar monitor CRT, dan bandingkan dengan
spesifikasi
6. Tachometer
Tachometer adalah alat untuk mengukur
putaran mesin (RPM) (Rotary Per Minute).
Cara Pemakaian
Persiapan
• Pastikan jarum pada posisi “0” jika tidak, set
dengan memutar adjusting screw.
• Keluarkan pick-up probe dari bagian
belakang tachometer dan pasang pada
connector.
• Set batt/RPM selection switch pada posisi
“Batt Chk” dan periksa apakah jarum
bergerak ke daerah OK. Jika tidak ganti
battery.
58
Pengecekan RPM
• Set cycle selection knob ke-4.
• Set sensitivity pada auto.
• Set Batt/RPM selection switch ke
posisi “RPM”.
• Hubungkan pick-up probe ke injector
holder no. 1
• Baca hasil pengukuran.
7. Tune Up Tester
Tune up tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker point, dwell
angle, putaran mesin (rpm), tegangan battery, sistem pengisian dan kevakuman dari
intake manifold.
(1) Saklar
(a) Breaker point.
(b) Dwell.
(c) RPM.
(d) Volt
(2) Saklar seleksi jumlah silinder: 4 Cyl, 6 Cyl, 8 Cyl.
(3) Niple selang vakum dan penyetel damper vakum.
(4) Pengecekan dwell angle dan RPM.
(5) Pengecekan out put.
(6) Meter indicator: RPM, dwell, breaker point dan volt.
(7) L/H lamp led indikator.
Lampu indikator putaran rendah (L).
59
Lampu indikator putaran tinggi (H).
(8) Vakum meter.
(9) Timing light
(10) Kabel klip power battery.
(11) Kabel klip distributor.
(12) Pick up klip distributor.
(13) Adaptor vakum intake manifold.
Cara Penggunaan
• Mengukur Breaker Point
i. Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hiitam pada (-)
battery atau massa body.
ii. Pasangkan kabel (11) warna hijau pada
terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil.
iii. Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
iv. Tentukan pemakaian tester dengan memutar
saklar (1) pada posisi breaker point.
v. Pengukuran breaker point dilakukan saat mesin mati tetapi kunci kontak pada
posisi ON.
vi. Apabila breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan hubungan
point tersebut baik, maka jarum pada posisi strip hijau (OK) di kiri. Sedangkan
apabila point tidak baik, maka jarum berada di luar daerah hijau.
• Mengukur Dwell Angle
(1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-)
battery atau massa body.
(2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor
atau pada (-) ignition coil.
(3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
(4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
(5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi dwell, maka
jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala dwell (6).
• Mengukur RPM
(1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hiitam pada (-)
battery atau massa body.
60
(2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor
atau pada (-) ignition coil.
(3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
(4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
(5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi rpm, maka
jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala rpm (6).
- Untuk rpm rendah baca skala 0 – 1600 rpm dan lampu L menyala.
- Untuk rpm lebih tinggi dari 1600 rpm maka lampu H akan menyala dan
bacalah skala 0 – 8000 rpm.
• Mengukur Voltase Output Alternator
(1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hiitam pada (-)
battery atau massa body.
(2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor
atau pada (-) ignition coil.
(3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
(4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
(5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi volt,
maka jarum akan bergerak dan baa angka yang tertera pada skala volt (6).
(6) Output alternator = 13 – 15 volt.
Jangan mempergunakan tune up tester untuk tegangan lebih dari 20 volt.
• Mengukur Waktu Pengapian
(1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hiitam pada
(-) battery atau massa body.
(2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor
atau pada (-) ignition coil.
(3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
(4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
(5) Pasangkan kabel (12) pada kabel busi no. 1 dan saklar timing light (9) harus
pada posisi ON dan arahkan pada puli mesin atau penunjuk saat pengapian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar